Profil Desa Bulaksari

Ketahui informasi secara rinci Desa Bulaksari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bulaksari

Tentang Kami

Profil Desa Bulaksari, Bantarsari, Cilacap. Menelisik sejarahnya sebagai desa induk, potensi ekonomi dari pertanian dan produksi tempe oleh KUBE Barokah, serta komitmen pembangunan infrastruktur di bawah kepemimpinan Kades Sutar.

  • Desa Induk Bersejarah

    Memiliki identitas historis yang kuat sebagai desa induk yang melahirkan Desa Rawajaya melalui pemekaran pada tahun 1994.

  • Ekonomi Berbasis Agraris dan UMKM

    Perekonomiannya bertumpu pada sektor pertanian serta didukung oleh geliat UMKM yang menonjol, seperti produksi tempe oleh KUBE Barokah.

  • Peran Sosial Saat Bencana

    Selain menjadi wilayah yang terdampak banjir, Desa Bulaksari juga memiliki peran sosial yang vital sebagai lokasi pengungsian bagi warga dari desa tetangga.

Pasang Disini

Di hamparan Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, Desa Bulaksari berdiri dengan identitas yang istimewa. Bukan hanya sebagai sebuah kesatuan wilayah administratif, Bulaksari merupakan sebuah desa induk yang matang, yang pernah menjadi rahim bagi lahirnya desa baru. Dengan jejak sejarah yang kuat, desa ini terus bergerak maju, menyeimbangkan perannya sebagai lumbung pertanian, rumah bagi usaha mikro yang gigih dan benteng sosial bagi sesama saat bencana tiba. Di bawah kepemimpinan yang aktif, Desa Bulaksari menunjukkan potret sebuah komunitas yang menghargai masa lalunya seraya menatap dan membangun masa depan yang lebih baik.

Sejarah Desa Induk dan Tata Kelola Pemerintahan

Salah satu penanda utama dalam sejarah Desa Bulaksari yaitu perannya sebagai desa induk. Menurut catatan resmi pemerintah desa, pada tahun 1994, Desa Bulaksari secara resmi memekarkan sebagian wilayahnya untuk membentuk desa baru yang kini dikenal sebagai Desa Rawajaya. Peristiwa ini bukan sekadar perubahan administratif, melainkan sebuah cerminan dari dinamika kependudukan dan upaya pemerataan pembangunan pada masa itu. Status sebagai desa induk memberikan Bulaksari karakter sebagai desa yang lebih tua, mapan, dan memiliki akar sejarah yang dalam di kawasan tersebut.

Secara geografis, Desa Bulaksari memiliki luas wilayah 9,87 kilometer persegi. Wilayah ini terbagi ke dalam 5 dusun, 9 Rukun Warga (RW), dan 41 Rukun Tetangga (RT). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, jumlah penduduknya tercatat sebanyak 6.643 jiwa. Roda pemerintahan desa saat ini dikendalikan dari kantor desa di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sutar. Bersama jajaran perangkatnya, Pemerintah Desa Bulaksari menjalankan fungsi pelayanan publik dan mengelola program pembangunan yang partisipatif, di mana aspirasi warga menjadi pedoman utama dalam setiap kebijakan yang diambil.

Nadi Ekonomi: Pertanian dan Geliat Tempe Barokah

Perekonomian Desa Bulaksari berdenyut seirama dengan ritme agraris. Sektor pertanian menjadi penopang utama bagi mayoritas penduduk, di mana lahan-lahan yang subur dimanfaatkan untuk menanam padi dan berbagai tanaman palawija. Kehidupan agraris ini didukung oleh kelembagaan petani yang membantu dalam koordinasi dan peningkatan produktivitas. Selain pertanian, desa ini juga memiliki lembaga ekonomi formal berupa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang diberi nama "Bulak Tani", yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa di masa depan.

Di tengah dominasi sektor pertanian, muncul sebuah geliat ekonomi kreatif yang memberikan warna tersendiri. Di Desa Bulaksari, terdapat Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Barokah yang fokus pada produksi tempe. Usaha yang digeluti oleh kelompok masyarakat ini menjadi contoh nyata dari pemanfaatan peluang dan sumber daya lokal untuk menciptakan produk bernilai tambah. Tempe produksi KUBE Barokah tidak hanya memenuhi kebutuhan protein nabati warga sekitar, tetapi juga menjadi sumber pendapatan yang membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Usaha KUBE Barokah ini bahkan telah mendapatkan perhatian dan dukungan. Pada tahun 2022, kelompok ini menjadi salah satu penerima bantuan program dari Kementerian Sosial, yang disalurkan untuk memperkuat modal dan kapasitas produksi mereka. Keberadaan KUBE Barokah ini membuktikan bahwa semangat wirausaha tumbuh subur di Desa Bulaksari, melengkapi pilar ekonomi agraris yang sudah lebih dulu mapan.

Komitmen Pembangunan Infrastruktur

Pemerintah Desa Bulaksari menunjukkan komitmen yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas infrastruktur sebagai fondasi kesejahteraan masyarakat. Melalui pengelolaan Dana Desa dan komunikasi aktif dengan pemerintah kabupaten, berbagai proyek pembangunan fisik direalisasikan untuk membuka akses dan memperlancar mobilitas warga.

Salah satu fokus pembangunan yaitu perbaikan dan peningkatan jalan lingkungan. Pada akhir tahun 2023, pemerintah desa merealisasikan proyek pembangunan jalan rabat beton di Dusun Sumpinghayu, tepatnya di lingkungan RT 01 RW 06. Proyek ini merupakan jawaban atas kebutuhan warga akan akses jalan yang lebih baik dan tahan lama, terutama saat musim penghujan.

Tidak hanya berhenti pada skala desa, Pemerintah Desa Bulaksari juga proaktif dalam mendorong pembangunan skala kabupaten. Kepala Desa Sutar tercatat aktif mengawal dan menghadiri langsung proses survei yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Cilacap untuk rencana perbaikan ruas jalan kabupaten Bulaksari - Binangun. Upaya ini menunjukkan visi kepemimpinan yang memandang bahwa kemajuan desa tidak bisa dilepaskan dari konektivitasnya dengan wilayah lain yang lebih luas.

Tantangan Banjir dan Peran Sebagai Benteng Sosial

Seperti desa-desa lain di Kecamatan Bantarsari, Desa Bulaksari juga tidak luput dari tantangan bencana alam, khususnya banjir. Letaknya di dataran rendah membuat wilayah ini rentan tergenang luapan air sungai saat curah hujan tinggi. Peristiwa banjir yang terjadi hampir setiap tahun menjadi sebuah realitas yang harus dihadapi oleh masyarakat.

Namun yang menarik dari Desa Bulaksari ialah perannya yang ganda saat bencana terjadi. Selain menjadi salah satu wilayah yang terdampak, desa ini juga kerap berfungsi sebagai lokasi pengungsian bagi warga dari desa-desa tetangga yang mengalami kondisi lebih parah. Fasilitas umum seperti sekolah atau balai desa seringkali beralih fungsi menjadi tempat berlindung sementara bagi ratusan pengungsi.

Peran sebagai benteng sosial ini menunjukkan tingginya rasa solidaritas dan kemanusiaan di antara warga Desa Bulaksari. Mereka tidak hanya sibuk mengurus dampak bencana di wilayahnya sendiri, tetapi juga membuka pintu untuk membantu sesama yang lebih membutuhkan. Pengalaman ini secara tidak langsung telah menempa mental masyarakat menjadi lebih tangguh, sigap, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi dalam menghadapi kesulitan.

Refleksi dan Proyeksi Desa Bulaksari

Desa Bulaksari menyajikan sebuah narasi yang lengkap tentang perjalanan sebuah desa. Dengan akar sejarahnya yang kuat sebagai desa induk, Bulaksari memiliki fondasi identitas yang kokoh. Fondasi ini diperkuat oleh pilar ekonomi yang bertumpu pada pertanian dan UMKM lokal yang berdaya, serta didukung oleh pemerintahan yang berkomitmen pada pembangunan infrastruktur.

Tantangan bencana alam yang datang berulang justru menyingkap sisi lain dari kekuatan desa ini, yakni modal sosialnya yang tinggi dan perannya sebagai tempat berlindung bagi yang lain. Ke depan, Desa Bulaksari memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Optimalisasi BUMDes "Bulak Tani", penguatan kapasitas KUBE Barokah agar dapat menembus pasar yang lebih luas, serta advokasi berkelanjutan untuk program mitigasi bencana merupakan beberapa agenda strategis yang dapat membawa desa ini ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Desa Bulaksari telah membuktikan bahwa menjadi tua bukan berarti berhenti bertumbuh, melainkan terus matang dalam pembangunan dan mulia dalam peran sosialnya.